Posts

Analisis Warna, Tangible, dan Intangible

Image
Tangible sesuatu yang dapat kita lihat dan kita raba atau rasakan. sedangkan intangible sesuatu yang dapat kira rasakan tapi tidak bisa kita kita sentuh.  Marilah kita analisis iklan iklam yang ada disekitar kita. 1. Iklan A&W Dalam iklan A&W ini terdapat gambar paket ayam dengan nasi dan minuman. Paket tersebut terdapat diskon harga sampai dengan 34%. Iklan ini termasuk  tangible karna makanan dari iklan tersebut dapat kita rasakan dan kita sentuh.  2. Iklan TRI Dalam iklan TRI ini terdapat tulisan "jelajahi dunia dengan tri" Dengan background kota kota maksud dari iklan tersebut adalah dengan kartu tri kita dapat menjelajahi dunia dengan memakai internet dari kartu tri. Iklan ini termasuk intangible karna dapat kita rasakan tetapi tidak dapat kita sentuh.  3. Iklan Djarum Black Cappucino Dalam iklan Djarum Black ini terdapat secangkir kopi yang dimaksud adalah rokok ini terdapat rasa cappucino. Iklan ini termasuk  tangible karna rasa dan rokok tersebut dapat kita ra

Kegagalan Persepsi dalam Iklan "Ramayana"

Image
  Iklan ramayana yang kita lihat ini bertemakan tentang lebaran atau idul fitri bersama keluarga besar dan orang orang sekita di kampung halaman, tetapi tidak sama sekali menunjukkan sama sekali bahwa iklan ini adalah iklan dari ramayana. Pada iklan tersebut terdapat kegagalan persepsi, bentuk kegagalannya itu adalah efek halo dan prasangka, mengapa efek halo dan prasangka? karena sejak awal iklan tersebut tidak terlihat seperti iklan promosi dari ramayana yang membuat iklan ini menjadi miss persepsi atau kegagalan persepsi dalam iklan terlihat dari gambar dibawah ini, yang menonton iklan ini melihat seperti iklan obat sakit kepala bukan promosi dari ramayana.           Setelah ada efek halo, muncul sebuah prasangka terhadap iklan tersebut yang menganggap iklan ini sebagai iklan dari obat sakit kepala, namun dengan otak kreatif dari tim ramayana mampu membuat iklan ini sangat tidak tertebak. Pada akhir dari iklan tersebut menampilkan promosi diskon ramayana untuk lebaran atau idul fitr

Persepsi Sosial "Logo Kene Bae by Komsip"

Image
Persepsi sosial logo Kene Bae by KOMSIP Kali ini kita akan membahas tentang persepsi sosial yaitu persepsi visual dari sebuah logo dari sebuah brand UMKM dari sebuah produk kopi yaitu Kene Bae by KOMSIP. WHAT Kene Bae by Komsip  adalah usaha UMKM yang menggunakan kopi asli yang berawal dari coba coba menjual di warung langganan dan pada akhirnya seiring jalannya waktu terbentuk produk ini dan siap dijual dan bersaing dengan produk produk kopi lainnya. Komsip sendiri telah berdiri sejak tahun 2022.  Makna dari pesan tersebut yaitu "kene bae" sini aja (ngopi disini aja).   WHO Target audience logo pada produk ini adalah penikmat kopi instan siap saji yang tersedia pada warung-warung kecil. Perilaku audience yang membeli minuman instan siap saji cocok dengan logo tersebut agar terkesan kopi premium dengan harga terjangkau mulai dari harga 5 ribu WHY Audience pada produk komsip ini adalah kalangan umur 15-35 tahun dengan alasan mereka mempunyai minat terhadap produk instan siap s

Analisis "SENJA (THE DUSK)" Karya Sudjana Kerton

Image
          Senja atau bisa dibilang (The Dusk) sebuah karya dari Sudjana Kerton, dia  adalah seorang tokoh pejuang dan pelukis dari Indonesia. Sudjana Kerton memulai belajar melukis secara otodidak dengan sesekali mengikuti kelas-kelas seni yang diajarkan Joos Pluimenz, Ries Mulder dan Henk de Vos di Kota Bandung, lukisan Kerton menunjukkan era revolusioner Indonesia. Dia adalah seorang seniman dari sebuah generasi yang sadar global, politik aktif, dan sangat terlibat dengan pertanyaan estetika dan formal. Kerton adalah salah satu seniman Indonesia yang paling asli dan kontroversial.  Sudjana Kerton tidak menerapkan anatomi bentuk manusia pada umumnya. Kerton hanya mengungkapkan psikologi kehidupan yang dijalaninya. Sudjana Kerton melukiskan kebahagiaan dalam kehidupan sehari-hari. Kerton juga melukiskan psikologi masyarakat jelata dan kaum marjinal. Kerton selalu melukiskan gerak tubuh rakyat jelata yang mengekspresikan beban hidup. Sudjana Kerton mengikuti kecenderungan ekspresionisme